Seumur Hidupnya, Gus Dur Tidak Pernah Mempunyai Dompet
Oleh:
yosuadniel |
2/16/2017
Menceritakan jejak hidup KH Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI keempat, memang tak akan ada habisnya. Banyak cerita unik serta menarik tentang cucu pendiri Nahdlatul Ulama, Hedratus Syeikh Hasyim Asy’ari tersebut. Cerita lucu maupun yang kontroversial.
Ya, Gus Dur, demikian panggilan akrab Abdurrahman Wahid tersebut, adalah sosok yang unik. Sosok multitalenta. Ia ahli tafsir agama. Tapi, Gus Dur juga jago mengulas teori, serta ideologi lain seperti kapitalis dan komunis. Tulisannya berserak di berbagai media. Saat masih muda, Gus Dur memang dikenal sebagai kolumnis produktif.
Ada sebuah cerita menarik yang dikisahkan Goenawan Mohammad, pendiri Majalah Tempo. Goenawan masih ingat, ketika Gus Dur suka menyumbang tulisan ke Majalah Tempo. Ketika itu, Gus Dur kerap menulis di kantor Tempo yang lama, di bilangan Senen, Jakarta Pusat.
Saking produktifnya, sampai-sampai menurut Goenawan, pihak Tempo menyediakan meja khusus bagi Gus Dur. Meja berisi mesin tik itu, disediakan khusus bagi Gus Dur untuk mengetik artikelnya. . Tidak ada yang boleh menganggunya. Setiap datang, Gus Dur, selalu menuju meja itu. Duduk, langsung asyik mengetik. Bila selesai, ia akan membawa hasil ketikannya.
Goenawan masih ingat, setelah menyerahkan hasil ketikannya, Gus Dur juga sekaligus meminta honornya. Jadi, tulisan belum dimuat, Gus Dur sudah mengijon honornya.Cerita menarik lainnya tentang Gus Dur dikisahkan sahabat dekatnya KH Mustofa Bisri atau biasa dikenal dengan panggilan KH Gus Mus. Ya, Gus Mus sangat dekat dengan Gus Dur, bukan hanya karena masih terikat kekerabatan, tapi Gus Mus dan Gus Dur, pernah kuliah bareng di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Bahkan di sana, Gus Dur dan Gus Mus satu tempat kontrakan.
Kyai Gus Mus masih ingat satu kebiasaan sahabat dekatnya itu. Katanya, Gus Dur, sepanjang hidupnya tak pernah punya dompet. Pun, ketika Gus Dur jadi tokoh. Jadi, setiap dapat uang, tak pernah disimpan di dompet. Bahkan,kalau ada yang minta, atau pinjam uang, dengan gampangnya Gus Dur memberikan semua uangnya.
“Gus Dur itu enggak pernah punya dompet. Saya walau sudah dipanggil Almukarom masih punya dompet dua. Satu dompet untuk menyimpan rupiah, satunya lagi menyimpan dolar, ha, ha. Nah, Gus Dur ini enggak punya dompet. Waktu dia di di RSCM, dia ngutang. Nangis aku mengetahui itu,” tutur Kyai Gus Mus menceritakan sahabat karibnya itu yang tak pernah memiliki dompet.
Gus Dur itu, kata Kyai Gus Mus, sangat dermawan. Misalnya, kalau dapat honor sebagai pembicara, uangnya cepat habis. Entah diberi ke orang, atau untuk ngutangi orang. Jadi setiap ada yang meminta tolong kepada Gus Dur, pasti akan ditolong. Termasuk menolong dengan memberikan uang yang dimilikinya. Karena kedermawanannya itulah uang yang diterima Gus Dur, tak pernah tersimpan di dompet. Disamping Gus Dur, sepengetahuan Kyai Gus Mus, memang tak pernah memiliki dompet.
Jenderal Purnawirawan TNI Luhut Binsar Pandjaitan juga punya cerita serupa. Luhut masih ingat, ketika ia masih jadi Duta Besar di Singapura di era Presiden Habibie. Ketika itu, ia mengundang Gus Dur untuk jadi pembicara di sebuah pertemuan yang dihadiri para pengusaha. Usai jadi pembicara, saat pulang, ia ‘menyangoni’ Gus Dur, amplop berisi uang sebagai honor pembicara.
Luhut yakin uang itu tak akan lama di tangan Gus Dur. Sebab ia sudah banyak mendengar kebiasaan Gus Dur, gampang memberikan uang kepada siapa pun yang meminta bantuan kepadanya. Benar saja, saat amplop itu diberikan, Gus Dur langsung memberikan ke orang yang menyertainya. “Jadi Gus Dur itu tak pernah pegang uang,” kata Luhut, saat menceritakan mendiang Gus Dur di sebuah acara memperingati wafatnya cucu pendiri NU itu, di Jakarta.
Begitulah, sekelumit kisah menarik tentang Gus Dur, kyai yang jago melucu tersebut. Kyai multalenta yang pernah dimiliki negeri ini. Kyai pertama yang jadi Presiden RI. Kyai, yang kerap disebut sebagai bapak demokrasi Indonesia, karena komitmennya yang tinggi terhadap proses demokrasi di Tanah Air. Kini, kyai hebat itu telah berpulang. Namun, berbagai jejak pemikirannya, serta kisahnya masih berbekas diingatan, terutama bagi mereka yang pernah ‘bergaul’ dekat dengan Gus Dur. Salah satunya tentang Gus Dur yang seumur hidupnya tidak pernah memiliki dompet, penyimpan uang.
Ya, Gus Dur, demikian panggilan akrab Abdurrahman Wahid tersebut, adalah sosok yang unik. Sosok multitalenta. Ia ahli tafsir agama. Tapi, Gus Dur juga jago mengulas teori, serta ideologi lain seperti kapitalis dan komunis. Tulisannya berserak di berbagai media. Saat masih muda, Gus Dur memang dikenal sebagai kolumnis produktif.
Ada sebuah cerita menarik yang dikisahkan Goenawan Mohammad, pendiri Majalah Tempo. Goenawan masih ingat, ketika Gus Dur suka menyumbang tulisan ke Majalah Tempo. Ketika itu, Gus Dur kerap menulis di kantor Tempo yang lama, di bilangan Senen, Jakarta Pusat.
Saking produktifnya, sampai-sampai menurut Goenawan, pihak Tempo menyediakan meja khusus bagi Gus Dur. Meja berisi mesin tik itu, disediakan khusus bagi Gus Dur untuk mengetik artikelnya. . Tidak ada yang boleh menganggunya. Setiap datang, Gus Dur, selalu menuju meja itu. Duduk, langsung asyik mengetik. Bila selesai, ia akan membawa hasil ketikannya.
Goenawan masih ingat, setelah menyerahkan hasil ketikannya, Gus Dur juga sekaligus meminta honornya. Jadi, tulisan belum dimuat, Gus Dur sudah mengijon honornya.Cerita menarik lainnya tentang Gus Dur dikisahkan sahabat dekatnya KH Mustofa Bisri atau biasa dikenal dengan panggilan KH Gus Mus. Ya, Gus Mus sangat dekat dengan Gus Dur, bukan hanya karena masih terikat kekerabatan, tapi Gus Mus dan Gus Dur, pernah kuliah bareng di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Bahkan di sana, Gus Dur dan Gus Mus satu tempat kontrakan.
Kyai Gus Mus masih ingat satu kebiasaan sahabat dekatnya itu. Katanya, Gus Dur, sepanjang hidupnya tak pernah punya dompet. Pun, ketika Gus Dur jadi tokoh. Jadi, setiap dapat uang, tak pernah disimpan di dompet. Bahkan,kalau ada yang minta, atau pinjam uang, dengan gampangnya Gus Dur memberikan semua uangnya.
“Gus Dur itu enggak pernah punya dompet. Saya walau sudah dipanggil Almukarom masih punya dompet dua. Satu dompet untuk menyimpan rupiah, satunya lagi menyimpan dolar, ha, ha. Nah, Gus Dur ini enggak punya dompet. Waktu dia di di RSCM, dia ngutang. Nangis aku mengetahui itu,” tutur Kyai Gus Mus menceritakan sahabat karibnya itu yang tak pernah memiliki dompet.
Gus Dur itu, kata Kyai Gus Mus, sangat dermawan. Misalnya, kalau dapat honor sebagai pembicara, uangnya cepat habis. Entah diberi ke orang, atau untuk ngutangi orang. Jadi setiap ada yang meminta tolong kepada Gus Dur, pasti akan ditolong. Termasuk menolong dengan memberikan uang yang dimilikinya. Karena kedermawanannya itulah uang yang diterima Gus Dur, tak pernah tersimpan di dompet. Disamping Gus Dur, sepengetahuan Kyai Gus Mus, memang tak pernah memiliki dompet.
Jenderal Purnawirawan TNI Luhut Binsar Pandjaitan juga punya cerita serupa. Luhut masih ingat, ketika ia masih jadi Duta Besar di Singapura di era Presiden Habibie. Ketika itu, ia mengundang Gus Dur untuk jadi pembicara di sebuah pertemuan yang dihadiri para pengusaha. Usai jadi pembicara, saat pulang, ia ‘menyangoni’ Gus Dur, amplop berisi uang sebagai honor pembicara.
Luhut yakin uang itu tak akan lama di tangan Gus Dur. Sebab ia sudah banyak mendengar kebiasaan Gus Dur, gampang memberikan uang kepada siapa pun yang meminta bantuan kepadanya. Benar saja, saat amplop itu diberikan, Gus Dur langsung memberikan ke orang yang menyertainya. “Jadi Gus Dur itu tak pernah pegang uang,” kata Luhut, saat menceritakan mendiang Gus Dur di sebuah acara memperingati wafatnya cucu pendiri NU itu, di Jakarta.
Begitulah, sekelumit kisah menarik tentang Gus Dur, kyai yang jago melucu tersebut. Kyai multalenta yang pernah dimiliki negeri ini. Kyai pertama yang jadi Presiden RI. Kyai, yang kerap disebut sebagai bapak demokrasi Indonesia, karena komitmennya yang tinggi terhadap proses demokrasi di Tanah Air. Kini, kyai hebat itu telah berpulang. Namun, berbagai jejak pemikirannya, serta kisahnya masih berbekas diingatan, terutama bagi mereka yang pernah ‘bergaul’ dekat dengan Gus Dur. Salah satunya tentang Gus Dur yang seumur hidupnya tidak pernah memiliki dompet, penyimpan uang.
Mau tulisanmu dipublikasikan di zeebs.id? Ayo kirimkan artikel kamu ke zeebs.id@gmail.com