Teruntuk Lelaki yang Aku Temani Saat Masih Nol dan Meninggalkanku Saat Sudah di Puncak

Oleh:   yosuadniel yosuadniel   |   2/02/2017
Teruntuk Lelaki yang Aku Temani Saat Masih Nol dan Meninggalkanku Saat Sudah di Puncak
Dulu, ada seorang lelaki yang telah berulang kali melakukan kesalahannya padaku, Dia memintaku untuk sekali lagi memaafkannya. Pada saat itu aku hanya sangat membencinya, tapi aku tidak mau amarahku bertumpuk di hati dan menjadikan kerasnya egoku ini sebagai alasan untuk tidak memaafkannya. Tuhan saja Maha Pemaaf, kenapa aku harus sombong menjadi orang yang tidak pemaaf?

Babak baru pun dimulai ketika dia dengan yakin memintaku untuk menjadikanku sebagai wanitanya. Wanitanya yang diyakini bahwa aku tidak akan pernah mengecewakannya, aku menerimanya dengan segala kekurangannya, aku yang akan selalu setia tetap bersamanya apapun yang terjadi, dan aku yang disebut sebagai calon istri yang diam-diam dia idamkan.

Tahu apa yang ada di pikiranku saat itu? Aku pun tidak tahu pasti, karena traumaku akan perbuatannya masih kuingat jelas. Tapi lagi-lagi aku tidak mau menolak takdir Tuhan. Aku coba menjalaninya tanpa ada rasa khawatir karena aku hanya melihatnya yang waktu itu ingin berubah menjadi lebih baik.

***

Aku masih ingat, saat kamu menjemputku pertama kalinya di area taman kantorku. Kamu duduk di kursi taman dengan mengenakan kemeja yang dibalut jaket, memarkirkan motor matic hitam di sebelahmu dan wangi itu masih aku ingat sampai hari ini. Lalu kamupun tersenyum padaku masih dengan tulus. Iya.. Aku bisa melihat itu.

Hari demi hari yang aku jalani bersamamu penuh dengan kesederhanaan. Kesederhanaan yang bisa membuatku bahagia tanpa aku harus menjadi orang lain. Kamu pada akhirnya bisa membuatku jatuh cinta berkali-kali. Aku suka kamu yang bisa mengimbangi semua candaanku, aku suka caramu menyayangiku pada saat itu, kamu benar-benar membuatku menjadi wanita yang tidak pernah kekurangan perhatian sedikitpun.

Banyak hal yang ternyata kukagumi dari sosokmu yang baru ini. Kamu selalu berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik, entah itu dalam urusan pribadi ataupun karier. Kamu sudah berubah. Semesta seakan mendukung kita untuk merayakan semua kebahagiaan sederhana yang diciptakan ini. Bukan hanya itu, restu yang didapat dari keluarga kita menambah keyakinanku bahwa kita pasti bisa melangkah bersama di masa depan. Dan sejak hari itu aku memutuskan untuk menjadikanmu yang terakhir di hidupku.

Kamu tahu kan, bahwa di dunia ini tidak ada yang serta merta berjalan mulus. Semua ada rintangannya. Seperti ada kalanya kamu seringkali mengeluh padaku untuk bisa mendapatkan karier yang lebih dari saat itu, yang kamu bilang sama hebatnya seperti teman-temanmu, yang akan membuatmu, aku, dan keluargamu bangga. Yang bisa kulakukan hanyalah mendoakanmu, karena aku tahu kamu pasti bisa menjadi seperti mereka.

Sampai akhirnya semua doa-doa menggema di langit. Atas izin Tuhan, kamu melesat bagai anak panah yang menggebu mencapai impianmu saat itu. Dan aku adalah orang pertama selain ibumu, yang dengan bangga menyambutmu, lelakiku yang hebat ini. Walau aku tahu ini adalah hasil kerja kerasmu, tapi aku bahagia bisa mendampingimu dari kamu yang belum menjadi apa-apa sampai saat kamu sekarang mendaki puncak. Dan aku berharap selamanya akan tetap begitu.

***

Seiring waktu berlalu. Suatu hari, aku mendapati kamu yang begitu terlena akan nikmat dunia. Tiba-tiba saja kamu menjadi asing, tak jarang aku beradu pendapat denganmu, kamu menjadi tidak tenang ketika aku sedikit saja mengingatkanmu, dan yang paling menyedihkan adalah ketika waktu itu kamu pernah membiarkanku menangis tanpa kamu berlari mengejarku.

Padahal ini baru sebentar, tapi kamu sudah berubah, Sayang?

Dan tibalah hari paling buruk itu. Hari di mana kamu bilang kalau kamu sudah tidak lagi menyayangiku. Hari di mana kamu bilang kalau kebahagiaan kita sudah lewat. Kamu menyalahkan semuanya kepadaku yang aku sendiripun tidak tahu apa sebenarnya salahku. Dalam waktu semalam hidupku berubah. Lagi, aku dihancurkan seketika oleh laki-laki yang aku sayangi. Kamu meninggalkanku tanpa mengingat perjuangan kita saat memulainya..

Lihat apa yang kamu lakukan? Kamu melakukannya lagi padaku. Kenapa harus aku? Kenapa tidak orang lain saja?

***

Rupanya.. Kamu ingin bebas melakukan apa saja dengan sekarang yang sudah kamu miliki ya, termasuk mendapatkan hati wanita?

*sigh

Ingatkah kamu pernah mengatakan bahwa aku adalah wanitamu yang paling baik, paling setia, paling cantik, dan paling terbaik di antara siapapun yang pernah masuk di kehidupanmu? Semoga kamu ingat bahwa ucapan itu tidak dapat ditarik kembali sampai kapanpun.

Jika kamu membaca ini, aku hanya ingin bilang, "aku sekarang sudah jauh lebih baik-baik saja, buktinya aku sudah sanggup menulis ini, kan? Aku malah khawatir kamu yang tidak akan baik-baik saja. Karena aku hanya ada satu di dunia ini. Dan kamu tidak akan pernah menemukannya lagi.."

Bagaimana pun aku tidak pernah menyesali ini. Ini sudah menjadi jalan hidup yang memang seharusnya aku lewatkan bersamamu, walau sebentar. Doakan saja aku bahagia dengan laki-laki yang baik, yang tidak akan pernah meninggalkanku karena dia mencintaiku dengan tulus, yang tidak sepertimu.

Jangan sampai hari yang kamu yakini buruk pada saat itu akan membuatmu menyesalinya seumur hidup karena telah menganggapnya buruk

Tertanda,

Aku yang kamu tinggalkan.


Mau tulisanmu dipublikasikan di zeebs.id? Ayo kirimkan artikel kamu ke zeebs.id@gmail.com

Tampilkan Komentar