Percaya Gak Kalo Bumi Akan Ditelan Oleh Matahari?
Oleh:
yosuadniel |
3/07/2017
Masih ingat dengan kata-kata "Krisis Energi" sewaktu harga minyak menjulang tinggi beberapa waktu lalu? Sebenarnya krisis energi ini bukanlah berarti energi di bumi kita ini semakin langka sehingga harganya meroket.
Yang terjadi sebenarnya adalah "Krisis Energi" secara ekonomi yang terjadi akibat faktor-faktor manajemen, ekonomi dan juga faktor-faktor sosial lainnya. Secara fisika, krisis energi hingga detik ini tidak pernah ada selama matahari kita masih bersinar.
Ya, boleh dikatakan hampir seluruh energi yang ada di bumi ini semuanya bersumber dari matahari. Minyak yang dulunya (jutaan tahun yang lalu) adalah zooplankton dan alga yang merupakan makhluk hidup tidak mungkin ada jikalau matahari tidak bersinar.
Begitu juga dengan tenaga angin, jika tidak ada udara yang bergerak karena perbedaan tekanan yang disebabkan karena perbedaan temperatur di bumi yang mendapat panas atau energi dari matahari tentu tidak akan ada angin yang berhembus. Begitu pula dengan "sumber-sumber" energi lainnya, tidak akan pernah ada di bumi ini jika matahari kita tidak bersinar.
Dengan keadaan panas yang jauh di atas panas membara seperti itu reaksi nuklir fusi dapat terjadi di matahari. Reaksi nuklir yang terjadi di matahari adalah reaksi peleburan inti hidrogen menjadi inti helium. Nah, setiap detik 657.000.000 ton hidrogen diubah menjadi 652.500.000 ton helium.
Perbedaan massa sebesar 4.500.000 juta ton yang hilang inilah yang diubah menjadi energi. Nah, anda tentu mengetahui rumus Einstein: e=mc2 yang terkenal itu. Itulah gunanya rumus itu, dari massa yang hilang pada reaksi nuklir matahari di atas dapat dengan mudah dihitung energi yang dihasilkan oleh matahari per detiknya:
m = 4.500.000 ton = 4,5 x 109 kg.
c = 3 x 108 meter/detik (tetapan kecepatan cahaya).
e = 4,5 x 109 x (3 x 108)2 = 4,05 x 1026 joule.
Jadi setiap detik matahari memancarkan energinya sebesar 4,05 x 1026(405.000.000.000.000.000.000.000.000) joule.
Atau dengan kata lain daya matahari adalah 4,05 x 1026 watt. Bandingkan dengan lampu di rumah kita yang berdaya 25 watt. Jikalau seluruh bohlam di dunia ini dikumpulkan maka dayanyapun masih jauh sekali di bawah daya matahari ini. Dari sekian energi yang dipancarkan oleh matahari, bumi kita hanya mendapat sangat sedikit saja dari energi matahari yang dipancarkan.
Walau begitu, energi matahari yang didapat bumi kita (dihitung pada daerah yang terkena sinar matahari langsung secara vertikal) masih cukup besar yaitu sebesar 1400 joule per detik per meter persegi atau sama dengan 1400 watt per meter persegi. Namun sayang sekali, peralatan/perabotan rumah dan juga mobil kita tidak ada yang didesain untuk langsung menggunakan energi matahari ini.
Lantas apakah dengan "dibakarnya" 4,5 juta ton hidrogen per detik oleh matahari, matahari tidak akan kehabisan "bahan bakar" hidrogennya? Tentu saja matahari lama-kelamaan akan kehabisan hidrogennya. Namun menurut para ahli matahari kita baru akan kehabisan hidrogennya sekitar 5 milyar tahun mendatang. Namun ketika matahari kehabisan hidrogennya, matahari kita tidak langsung redup dan mati, bahkan matahari di 5 milyar tahun mendatang akan memasuki fase yang paling spektakuler.
Kontraksi gravitasi yang terjadi di matahari menyebabkan intinya semakin memanas, dan helium yang terbentuk sebelumnya dari hidrogen melalui reaksi nuklir, nantinya akan membentuk inti karbon yang lebih berat lagi juga lewat reaksi nuklir.
Akibat kontraksi gravitasi yang terjadi, inti matahari semakin panas dan konsekuensinya permukaan matahari kita akan membesar hingga lebih dari 100 kali dari matahari kita sekarang! Walhasil, planet-planet yang terdekat dengan matahari seperti Merkurius, Venus, Bumi dan juga Mars kemungkinan akan "dilahap" oleh matahari. Atau dengan kata lain, planet-planet itu akan mengorbit di dalam bola gas matahari. Pada saat itu tentu tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan di bumi. Seluruh air di permukaan bumi sudah menguap ke ruang angkasa begitu pula dengan atmosfir yang ada di bumi akan menguap semua ke ruang angkasa.
Setelah menjadi bintang raksasa dan melahap semua planet yang ada di dekatnya, lantas matahari mulai "sekarat". Energi yang didapat dari reaksi pembentukan karbon dari helium akan jauh lebih cepat berakhir dibandingkan dengan energi yang didapat dari pembentukan helium dari hidrogen pada fase sebelumnya.
Kali ini matahari akan menciut menjadi bintang putih yang kerdil dan dingin. Pada saat matahari sudah menciut menjadi bintang putih kerdil, tidak ada lagi langit indah yang biru dan cerah pada siang hari di bumi ini. Yang ada adalah langit hitam walaupun di siang hari dengan matahari yang akan nampak hanya sebagai bintang cemerlang seperti bintang-bintang lainnya di langit siang hari yang hitam.
Tidak ada lagi suara angin, tidak ada lagi suara ombak, tidak ada lagi suara burung dan binatang-binatang lainnya. Tidak ada lagi suara kehidupan di planet ini. Planet bumi sudah menjadi planet yang mati, hening dan beku.
Yang terjadi sebenarnya adalah "Krisis Energi" secara ekonomi yang terjadi akibat faktor-faktor manajemen, ekonomi dan juga faktor-faktor sosial lainnya. Secara fisika, krisis energi hingga detik ini tidak pernah ada selama matahari kita masih bersinar.
Ya, boleh dikatakan hampir seluruh energi yang ada di bumi ini semuanya bersumber dari matahari. Minyak yang dulunya (jutaan tahun yang lalu) adalah zooplankton dan alga yang merupakan makhluk hidup tidak mungkin ada jikalau matahari tidak bersinar.
Begitu juga dengan tenaga angin, jika tidak ada udara yang bergerak karena perbedaan tekanan yang disebabkan karena perbedaan temperatur di bumi yang mendapat panas atau energi dari matahari tentu tidak akan ada angin yang berhembus. Begitu pula dengan "sumber-sumber" energi lainnya, tidak akan pernah ada di bumi ini jika matahari kita tidak bersinar.
Lantas dari mana matahari mendapatkan energinya?
Matahari menghasilkan energinya dari reaktor nuklir alaminya di pusatnya di mana suhu di pusat matahari berkisar sekitar 14.000.000 °C dan bertekanan 1.000.000.000 atmosfir (tekanan di permukaan bumi sekitar 1 atmosfir).Dengan keadaan panas yang jauh di atas panas membara seperti itu reaksi nuklir fusi dapat terjadi di matahari. Reaksi nuklir yang terjadi di matahari adalah reaksi peleburan inti hidrogen menjadi inti helium. Nah, setiap detik 657.000.000 ton hidrogen diubah menjadi 652.500.000 ton helium.
Perbedaan massa sebesar 4.500.000 juta ton yang hilang inilah yang diubah menjadi energi. Nah, anda tentu mengetahui rumus Einstein: e=mc2 yang terkenal itu. Itulah gunanya rumus itu, dari massa yang hilang pada reaksi nuklir matahari di atas dapat dengan mudah dihitung energi yang dihasilkan oleh matahari per detiknya:
m = 4.500.000 ton = 4,5 x 109 kg.
c = 3 x 108 meter/detik (tetapan kecepatan cahaya).
e = 4,5 x 109 x (3 x 108)2 = 4,05 x 1026 joule.
Jadi setiap detik matahari memancarkan energinya sebesar 4,05 x 1026(405.000.000.000.000.000.000.000.000) joule.
Atau dengan kata lain daya matahari adalah 4,05 x 1026 watt. Bandingkan dengan lampu di rumah kita yang berdaya 25 watt. Jikalau seluruh bohlam di dunia ini dikumpulkan maka dayanyapun masih jauh sekali di bawah daya matahari ini. Dari sekian energi yang dipancarkan oleh matahari, bumi kita hanya mendapat sangat sedikit saja dari energi matahari yang dipancarkan.
Walau begitu, energi matahari yang didapat bumi kita (dihitung pada daerah yang terkena sinar matahari langsung secara vertikal) masih cukup besar yaitu sebesar 1400 joule per detik per meter persegi atau sama dengan 1400 watt per meter persegi. Namun sayang sekali, peralatan/perabotan rumah dan juga mobil kita tidak ada yang didesain untuk langsung menggunakan energi matahari ini.
Lantas apakah dengan "dibakarnya" 4,5 juta ton hidrogen per detik oleh matahari, matahari tidak akan kehabisan "bahan bakar" hidrogennya? Tentu saja matahari lama-kelamaan akan kehabisan hidrogennya. Namun menurut para ahli matahari kita baru akan kehabisan hidrogennya sekitar 5 milyar tahun mendatang. Namun ketika matahari kehabisan hidrogennya, matahari kita tidak langsung redup dan mati, bahkan matahari di 5 milyar tahun mendatang akan memasuki fase yang paling spektakuler.
Kontraksi gravitasi yang terjadi di matahari menyebabkan intinya semakin memanas, dan helium yang terbentuk sebelumnya dari hidrogen melalui reaksi nuklir, nantinya akan membentuk inti karbon yang lebih berat lagi juga lewat reaksi nuklir.
Akibat kontraksi gravitasi yang terjadi, inti matahari semakin panas dan konsekuensinya permukaan matahari kita akan membesar hingga lebih dari 100 kali dari matahari kita sekarang! Walhasil, planet-planet yang terdekat dengan matahari seperti Merkurius, Venus, Bumi dan juga Mars kemungkinan akan "dilahap" oleh matahari. Atau dengan kata lain, planet-planet itu akan mengorbit di dalam bola gas matahari. Pada saat itu tentu tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan di bumi. Seluruh air di permukaan bumi sudah menguap ke ruang angkasa begitu pula dengan atmosfir yang ada di bumi akan menguap semua ke ruang angkasa.
Setelah menjadi bintang raksasa dan melahap semua planet yang ada di dekatnya, lantas matahari mulai "sekarat". Energi yang didapat dari reaksi pembentukan karbon dari helium akan jauh lebih cepat berakhir dibandingkan dengan energi yang didapat dari pembentukan helium dari hidrogen pada fase sebelumnya.
Kali ini matahari akan menciut menjadi bintang putih yang kerdil dan dingin. Pada saat matahari sudah menciut menjadi bintang putih kerdil, tidak ada lagi langit indah yang biru dan cerah pada siang hari di bumi ini. Yang ada adalah langit hitam walaupun di siang hari dengan matahari yang akan nampak hanya sebagai bintang cemerlang seperti bintang-bintang lainnya di langit siang hari yang hitam.
Tidak ada lagi suara angin, tidak ada lagi suara ombak, tidak ada lagi suara burung dan binatang-binatang lainnya. Tidak ada lagi suara kehidupan di planet ini. Planet bumi sudah menjadi planet yang mati, hening dan beku.
Mau tulisanmu dipublikasikan di zeebs.id? Ayo kirimkan artikel kamu ke zeebs.id@gmail.com