Tips Melawan Berita HOAX yang Beredar di Media Sosial

Oleh:   yosuadniel yosuadniel   |   10/27/2017
Kemajuan teknologi komunikasi dan internet yang begitu pesat, akan membuat semua manusia terhubung dan mudahnya dalam berinteraksi satu sama lain tanpa memandang batas waktu atau wilayah. Kondisi ini membuat kita kerap mendapat informasi dan berita dari internet yang tidak semuanya benar, berbau hoax atau palsu.

Menurut dosen Fisipol UGM, Yogyakarta, Ana Nadya Abrar, orang yang sukses mengatasi berita hoax dijuluki sebagai manusia Supra-rasional, alias manusia yang mampu menggunakan rasionya dalam berinteraksi dengan hoax.
Tips Bagaimana Cara Berinteraksi dengan Berita HOAX
Lalu, bagaimana cara mengatasi berita hoax dan menjadi manusia Supra-rasional? Yuk, ikuti 6 tips di bawah ini :

1. Jangan mudah termakan judul provokatif

Judul provokatif memang menimbulkan rasa penasaran hebat. Jalan masuk pertama hoax ke dalam pikiran manusia biasanya dari judul-judul menyesatkan dengan gaya catchy dan memiliki unsur klaim di dalamnya.

Jika mendapati judul berita yang provokatif, segera lakukan perbandingan isi berita. Cari referensi dari situs berita lain yang membahas tema pemberitaan yang sama, kemudian pertimbangkan secara logis. Setidaknya, kamu sebagai pembaca mendapatkan opini atau keseimbangan berita.

2. Periksa alamat situs

Sering-seringlah membuka situs resmi instansi, atau personil tertentu agar kamu tidak terjebak dari perkataan orang kesekian.

Namun, jika kurang mengikuti perkembangan situs resmi mereka, waspadai alamat-alamat situs berita yang kamu akses pemberitaannya. Karena bisa jadi situs tersebut tidak terverifikasi sebagai situs berita resmi. Dewan Pers mencatat sebanyak 43.000 situs di Indonesia sebagai portal berita. Namun yang baru terverifikasi hanya ada 300 situs saja.

3. Bedakan opini dengan fakta

Bagaimana membedakan fakta dengan opini? Fakta adalah peristiwa yang diiringi dengan kesaksian dan bukti yang valid. Sedangkan opini adalah pendapat dan kesan yang dibuat oleh penulis sehingga cenderung bersifat subjektif. Biasanya opini melakukan pemberitaan yang tidak berimbang atas suatu peristiwa dan cenderung menggiring pembaca agar sesuai dengan jalan pikiran penulis.

4. Skeptis dengan foto provokatif

Judul hoax terasa makin absah jika ditambahi foto provokatif. Perasaan orang Indonesia yang santun dan lembut memudahkan mereka terpapar hoax saat melihat foto yang mengharu-biru.

Cara mudah mengantisipasinya bisa dilakukan via Google: Lakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Image. Hasil dari tindakan tersebut akan memunculkan gambar-gambar serupa sehingga dapat dilakukan perbandingan.

5. Rajin menghadiri grup diskusi anti-hoax

Jangan hidup sendiri di dunia maya; ikuti grup atau forum diskusi anti-hoax atau fanpage mereka. Melalui interaksi sosial tersebut, kamu bisa meminta bantuan anggota grup jika sekiranya kamu kesulitan mengidentifikasi berita hoax.

Beberapa grup dan fanpage anti-hoax terdapat di Facebook seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

6. Segera laporkan

Jika kita sudah memastikan bahwa berita tersebut hoax, segeralah ambil tindakan. Laporkan konten berita melalui media resmi bersangkutan.

Jika berita tersebut terdapat di media sosial seperti Facebook, Twitter, atau sebagainya, kamu bisa langsung mengakses fitur report yang terdapat di masing-masing platform. Jika terdapat di Google bisa dengan fitur feedback.

Setiap aduan mengenai konten negatif dapat juga dilaporkan langsung kepada Dewan Pers. Kementerian Kominfo RI juga membuka pengaduan melalui e-mail : aduankonten@mail.kominfo.go.id.


Mau tulisanmu dipublikasikan di zeebs.id? Ayo kirimkan artikel kamu ke zeebs.id@gmail.com

Tampilkan Komentar